Tuesday, December 14, 2010

Tugas IPS

    1. Kelangkaan ekonomi
    (Pengertian Kelangkaan menurut Ilmu Ekonomi) – Apa yang terbersit di benak kalian ketika mendengar istilah kelangkaan? Apakah mengenai hilangnya kedelai di pasaran? Ataukah mengenai minyak tanah atau elpiji yang mendadak lenyap di pasar sehingga membuat banyak ibu-ibu/bapak-bapak harus mengantri di penyalur-penyalur minyak tanah atau elpiji?Kedua contoh di atas menggambarkan bentuk kelangkaan. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak pernah ada puasnya. Kebutuhan manusia beraneka ragam dan terus-menerus ada. Hari ke hari kebutuhan manusia semakin bertambah banyak baik jumlah, mutu, dan coraknya. Pertambahannya itu tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, akan ada sebagian orang yang tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan yang diinginkan, entah karena tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak terjangkau) atau karena barang sudah habis.
    Kondisi di atas dapat disebut sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat diartikan situasi atau keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
    Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:
    a. terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan manusia.
    b. terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya.

    Perilaku Produsen dan konsumen

    Konsumen memiliki dua tipologi dalam mengambil keputusan, pertama keleluasaan dalam pengambilan keputusan (The extent of decision making), dimana tipologi ini menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasaan. Kedua, dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
    Empat tipe proses pembelian konsumen terhadap kebutuhan, diantaranya Proses “Complex Decision Making”, Proses “Brand Loyalty”, Proses “Limited Decision Making”, Proses “Inertia”. Keempat tipe proses ini mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan terhadap pembelian kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari.
    Proses Complex Decision Making terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh, keputusan konsumen saat ingin membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu, seperti hemat bahan bakar, daya tahan tinggi, dan mudah dalam mencari peralatan/suku cadang. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan strategi pemasaran.
    Proses Brand Loyalty terjadi ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memeberikan kepuasaan dengan sedikit atau tanpa pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu basket merek nike. Dalam kasus ini, loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian masa lalu. Sehingga konsumen memutuskan untuk tidak perlu mencari informasi dan memutuskan untuk membeli merek yang sama.
    Proses Limited Decision Making Konsumen kadang – kadang mengambil keputusan walaupun sebenarnya tidak memiliki keterlibatan yang tinggi, konsumen hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu terhadap produk tersebut. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibandingkan dengan proses pengambilan keputusan yang kompleks.
    Proses Inertia Tingkat kepentingannya terhadap barang rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Dalam hal ini, konsumen memutuskan untuk membeli produk yang sama bukan karena loyalty terhadap produk tersebut tetapi karena keterbatasan waktu yang dimiliki untuk mencari alternatif lain. Proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek


    2. Masalah pokok ekonomi
    Menurut aliran Klasik : aliran ekonomi klasik menyebutkan bahwa ada 3 Masalah Pokok Ekonomi yaitu : Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Ketiga aspek ini harus dikelola sedemikian rupa agar tercipta hasil yang maksimal demi kemakmuran masyarakat , sedangkan Menurut aliran Modern : Ekonomi modern mengakomodasikan masalah ekonomi dalam 3 masalah pokok, yaitu barang apa yang di produksi dan berapa jumlahnya (What), bagaimana cara memproduksi (How), dan untuk siapa barang tersebut di produksi (For Whom).

    1.Barang apa dan berapa jumlah barang yang harus diproduksi?(What?) , Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan di produksi (what). Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan. Setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, kemudian diputuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi.

    2.Bagaimana cara memproduksi?(How?) , Masalah dalam hal ini adalah:
    [-] Teknologi atau metode produksi apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang: berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin, serta bahan mentah apa yang akan digunakan.
    [-] Bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil dan berdaya guna.

    3.Untuk Siapa diproduksi ? (For Whom?) , Siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa saja yang menikmati hasilnya. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok tersebut di masyarakat .
    Dalam konteks ini, berdasarkan kasus 6 jika ditanyakan manakah yang termasuk masalah what, how dan manakah yang termasuk masalah for whom?

    Maka dapat disimpulkan bahwa What disini adalah permasalahan tentang komoditi apa yang dihasilkan. berhubung pada kasus ini komoditi yang akan dihasilkan adalah jagung yang diperkirakan sebanyak 1 ton maka itulah yang menjadi topic permasalahnya.sedangkan untuk How adalah permasalahan tentang bagaimana menghasilkan komoditi tersebut, yaitu jagung yang tadi diperkirakan sebanyak 1 ton , apakah dengan menggunakan cara tradisional dalam pengolahan tanah, penanaman bibit,perawatan dan memetik hasil (panen), ataukah dengan menggunakan cara modern. lalu untuk permasalahan For whom disini dimaksudkan untuk siapa komoditi tersebut dihasilkan. Komoditi pada kasus ini dihasilkan untuk kemudian dijual kepada para pembeli di pasar-pasar tradisional.


    3. Elastisitas
    A. Elastisitas Harga Permintaan
    Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
    Koefisien Elastisitas Permintaan
    Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
    Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
    atau  
    Keterangan :
    ED = Elastisitas permintaan
    Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
    Q1 = Kuantitas permintaan awal
    P2 = Harga setelah perubahan
    P1 = Harga awal
    Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
    Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi
    8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut :
    Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan ada lima jenis elastisitas permintaan :

    1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
    2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
    3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
    4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
    5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
    Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
    Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :
    1. Produk substitusi.
    Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
    2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
    Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
    3. Produk mewah versus kebutuhan.
    Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
    4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
    Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
    Elastisitas dan Total Penerimaan (penjual/produsen)
    Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
    1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
    2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
    3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
    4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
    5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
    Pembuktian akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.
    Elastisitas Permintaan Silang
    Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :





    Keterangan :
    EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
    P1B = harga awal produk B
    P2B = harga produk B setelah perubahan
    ΔQA = kenaikan permintaan produk A
    Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
    Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
    ΔPB = kenaikan harga produk B
    Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
    1. Produk substitusi.
    Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
    2. Produk komplementer.
    Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
    Elastisitas Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)
    Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
    Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
    Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
    1. Produk normal.
    Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
    2. Produk inferior.
    Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
    B. Elastisitas Harga Penawaran
    Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
    Koefisien Elastisitas Penawaran
    Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
    Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,

    atau
    Keterangan :
    ES = Elastisitas penawaran
    Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
    Q1 = Kuantitas penawaran awal
    P2 = Harga setelah perubahan
    P1 = Harga awal
    Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
    Ada lima jenis elastisitas penawaran :
    1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
    2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
    3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
    4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
    5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
    Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
    Ada dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
    1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
    Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
    - Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
    - Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
    Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.

    2. Jangka waktu analisis.
    Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
    - Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
    - Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
    - Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.

    3. Stok persediaan.
    Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.

    4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
    Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.


    Source URL: https://demilovatoos.blogspot.com/2010/12/tugas-ips.html
    Visit demi lovato 2011 for daily updated Demi Lovato Gallery

Popular Posts

Blog Archive