“Hai Joko, apa kabar?” kata Toni dengan wajah berbinar karena bertemu dengan sahabat lamanya. Kontan saja, Joko tesentak kaget karena tiba-tiba sahabatnya ada di depan mata.
“Alhamdulillah baik. Bagaimana dengan kamu? Terlihat makin sukses saja nich.” kata Toni.
“Alhamdulillah, kabar saya baik, juga dengan karir saya.” jawab Joko tak lepas dari senyum gembira.
“Kamu bekerja dimana?” tanya Toni.
“Saya bekerja di PT Bambu Kuning.” jawab Joko sambil tersenyum. Rupanya, Joko memang murah senyum.
Mendengar jawaban Joko, Toni sangat kaget campur kagum, “Hebat kamu… bisa diterima di PT Bambu Kuning. Gede donk gajinya?”
“Alhamdulillah sudah rezeki saya mungkin. Bagaimana dengan kamu?” Joko balik bertanya.
“Alhamdulillah, saya juga mendapatkan pekerjaan yang saya sukai. Namun tidak sebagus di Bambu Kuning. Mungkin nasib saya tidak masuk bekerja disana.” jelas Toni.
“Sebenarnya, kamu memiliki peluang besar untuk bekerja di Bambu Kuning. Seharusnya waktu itu kamu mencobanya.” jelas Joko. “Sebab, Bambu Kuning sebenarnya mencari orang dengan kualifikasi seperti kamu. Saya coba mencari kamu untuk memberitahu, tapi sayangnya kamu menghilang entah kemana.”
“Oh ya?” Toni tersentak kaget. “Apa saya bakal diterima disana?”
“Insya Allah… karena sudah lama Bambu Kuning mencari orang dengan kualifikasi yang kamu miliki. Plus rekomendasi dari saya kamu bakalan diterima. Bahkan, waktu itu, bos memarahi saya. Saya janji akan bawa kamu, tetapi gagal karena kamu menghilang.” jelas Joko.
Toni terdiam. Sebenarnya, Toni memiliki mimpi untuk bekerja di PT Bambu Kuning. Hanya saja, Toni tidak pernah mencoba sekali pun melamar ke perusahaan tersebut. Kini dia terhenyak. Bagaimana tidak… dia melewatkan kesempatan bekerja di tempat idamannya hanya karena dia tidak mau mencoba. Mata Toni mulai berkaca-kaca…
“Sebenarnya… saya ingin bekerja di Bambu Kuning. Hanya saja, saya merasa saya tidak pantas bekerja disana. Itu perusahaan elit, waktu itu saya berpikir kalau saya tidak akan diterima disana.” Jelas Toni agak terbata-bata.
“Lho koq?” Joko balik kaget. “Ton, kamu tau apa yang di pikiran saya? Saya selalu iri dengan kehebatan kamu dan kepandaian kamu. Saya pikir kamu lebih hebat dari saya. Kamu sendiri tau, kalau saya banyak belajar dari kamu. Kamu itu hebat, setidaknya lebih hebat dari saya.”
Toni hanya terdiam.. dia menyesal karena hanya karena tidak percaya diri, dia melewatkan peluang yang selama ini dia idam-idamkan.
“Sudahlah Ton… Lagi pula… kamu sudah bekerja di tempat yang kamu sukai.” kata Joko menghibur.
“Iya juga…” kata Toni sambil tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
Source URL: https://demilovatoos.blogspot.com/2010/11/cerita-sukses-dua-orang-sahabat.htmlVisit demi lovato 2011 for daily updated Demi Lovato Gallery